selamat datang

great lawyer....
semoga menjadi kenyataan...amin
anda berkunjung, mohon doa ya:)

Senin, 19 April 2010

pi b' day mama...

Minggu, 18 April 2010 adalah hari jadi ibu ku yang ke- 47 tahun. Gembiranya menyambut hari tersebut datang. Meskipun, aku terpisah ribuan kilometer dari beliau, tapi hati ini seakan tiada bersekat. Ibu adalah sosok terpenting dan berpengaruh besar dalam hidup semua anak di dunia ini. Tak terkecuali diriku. Bagi ku, ibu tak hanya sekedar seorang wanita yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan ku dengan segenap kasih dan sayangnya. Tetapi, ibu juga sahabat yang setia dan teman paling mengerti tentang mau ku. Memang, tak bisa ku pungkiri bahwa ibu adalah malaikat pelindung ku di alam fana ini.
Di usia yang menjelang setengah abad ini, ibu tetap "setia" dengan kesederhanaan dan kesahajaannya. Hal itu yang membuat ku acap kali meneteskan air mata rindu di saat aku jauh dari ibu. Ibu ku bukan wanita yang istimewa dalam pandangan umum. Beliau bukan lah wanita yang menyandang gelar pendidikan di belakang namanya. Ibu bukan wanita yang memiliki karier yang cemerlang dalam kehidupannya. Beliau bukan pejabat, PNS, ibu darmawanita, maupun ibu-ibu yang orang memanggil "nyonya" kepadanya. Justru sebaliknya, ibu ku adalah wanita biasa dan serba biasa di setiap lini hidup yang dijalaninya. Beliau cukup puas dengan hanya pendidikan dasar yang dia punya, dan dia cukup bangga dengan statusnya sebagai ibu rumah tangga.
namun, semua itu bukan jadi soal bagi aku, anaknya. Di mata setiap anak, pastilah orang tua mereka menjadi idola dan orang yang terbaik. Karena, sedari seorang anak membuka mata pertama kali di dunia ini, mendengar suara, hingga mampu mengucap kata-kata, semua itu dilewati bersama orang tua, khususnya ibu. Bagiku, ibu adalah guru terhebat yang pernah aku jumpai dalam hidup ini. Sedari aku kecil, hingga beranjak dewasa, ibu tidak pernah terlepas sedikitpun. Dengan nasihat-nasihat nya, dengan contoh yang dia berikan, dan kasih sayang yang tak terhenti tercurah. Walaupun ibu bukan seorang sarjana, tapi ibu ku adalah wanita yang pintar. Dari bagaimana dia mengatur pola perilaku ku, pola makanan ku, hingga mengatur bagaimana aku harus tumbuh menjadi anak yang membanggakan baginya
Alhamdulillah, seiring beranjaknya waktu, dan telah mengumpulkan usia demi usia, hingga aku sudah bisa dibilang matang. Sedikit demi sedikit mimpi dan harapan yang dibangun ibu dan ditiipkan dipundakku menampakkan terangnya. Walaupun, belum ku akhiri mimpi ini. Aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjeng universitas adalah kebanggaan tersendiri bagi ibuku. Beliau selalu berkata, bahwa dia inginkan aku menjadi wanita yang tidak bodoh seperti dirinya
Sesungguhnya, andai engkau mengetahuinya ibu, sampai kapan pun, dan hingga ke strata apa pun ku gali ilmu ini, aku tetaplah seorang anak yang jauh di bawah mu. Tak akan bisa ku saingi cinta dan kasihmu serta pengorbananmu hanya karena aku sarjana, dan bertitel banyak di belakang namaku
Engkau akan tetap lebih pintar dari pada ku, duhai ibu. Karena, engkau pintar lah maka aku terlahir sebagai anak yang tidak mengecewakanmu
sekali lagi, terima kasih ibu, terimakasih untuk seluruh cinta yang tak bisa ku taksir jumlahnya, terimakasih untuk semua doa dan pengorbanannya
Selamat ulang tahun ibu




aku mencintaimu, tak terperih....

Rabu, 14 April 2010

negeri ku, riwayatmu kini

kemaren siang, sepulang kuliah (kira-kira pukul 14.00 WIB). Aku berleha-leha di depan televisi, dengaN niat mendinginkan badan yang panas dan merefresh sedikit pikiran yang tegang selama belajar seharian di fakultas. Pertama, ada FTV di SCTV, ya lumayanlah (pikirku) bersantai sejenak melihat sisi kehidupan yang dikemas dalam bentuk sandiwara. Walaupun sering tidak masuk akal dengan realitas, tapi cukuplah menghibur hati dan jiwa yang "lapar" hiburan.
Break iklan, tangan ini spontan meraih remote control dan mencari-cari channel TV lainnya, ya...semua break iklan. Sampai lima menit kemudian, tak sengaja channel yang kepencet oleh tanganku adalah breaking news di metro TV. Dalam breaking news tersebut, terlihatlah olehku kericuhan antara warga sipil dengan aparat polisi. " Memang zaman semakin edan (kataku), setiap hal harus diselesaikan dengan kekuatan otot. Aparat, yang harusnya menjadi penjaga dan pelayan rakyat, eh...justru berperan sebaliknya sebagai pembantai rakyat. Syukur di Indonesia tidak seperti itu (kataku lagi). Thailand memang mencekam nih......". Tapi, tunggu dulu. kenapa rasanya aku kenal bahasa mereka, dan OMG bukannya itu seragam nya Satpol PP ya?. Haaaa, entah apa yang harus kuungkapkan. Terlanjur malu juga sudah berujar jika di Indonesia tidak terjadi hal yang demikian, eh...malah menuduh thailand. Oh tuhanku,,,setelah ku setel kencang volume TV dan ku simak dengan seksama, semakin teranglah apa yang kulihat di kotak kaca tersebut. Ternyata itu memang di Indonesia kawanku, dan bahkan tempat terjadinya "kericuhan" itu hanya sekian kilo meter dari tempat ku berdiam diri. Yaitu, di kampung koja, Tg Priok Jakut
Apa yang kulihat adalah hal yang membuat aku bergidik ngeri sendiri. Kawan bayangkan sendiri, serasa tidak percaya bahwa hal itu terjadi di negeri yang kucintai ini. Suatu negeri yang keramahan bangsa nya sudah terkenal ke seantero dunia. Suatu negara yang "gemah ripah lo jinawi". Bangsa timur yang menjunjung tinggi kesopanan dan adat budaya. Tapi, itu tinggal kenangan saja rupanya. Kejadian kemaren seolah-olah membuatku berfikir ulang tentang bangsa ini. Bangsa yang ramah berubah beringas dengan senjata terhunus di tangannya. Dengan semangat liar, seolah ingin membantai semua kepala musuh yang ada di sana. Mereka lupa atau terlupa tentang siapa mereka semuanya. Amarah telah menutupi nurani dan hati yang tenang. Jadi, bisa kubilang peristiwa ini menambah catatan kelam dalam perjalanan negeri ini di bidang HAM dan penegakan hukum. Tidak tahu secara pasti siapa yang salah dan patut dipersalahkan. Apakah pemerintah yang disebut-sebut ingin mengambil alih lahan makam, atau masyarakat yang menjadi militan dan membabat bangsa sendiri?. Entahlah...tapi yang pasti, perdebatan panjang tidak akan membawa jalan cerah setituik pun. Yang ada hanya pertentangan yang akan menyulut api perlawanan lebih membara lagi. Selesaikan lah semuanya dengan kepala dingin. Karena kita manusia, yang diberi tuhan akal dan nurani untuk dipergunakan, bukan hanya sekedar pajangan.
wassalam