selamat datang

great lawyer....
semoga menjadi kenyataan...amin
anda berkunjung, mohon doa ya:)

Minggu, 19 April 2009

berakhir sudah.....

sudah beberapa hari terlewati dengan segala kepenatan yang tersisa dan amat membuatku tersiksa. Hari ini kelelahan itu akan ku khatam dan kembali ke kehidupan semula. Perasaan yang ada dalam hatiku saat ini ibaratkan sepiring gado-gado. Dari rasa pedas, manis, asam, dan asim berbaur menjadi satu rasa yang orang bilang enak. Namun, ku tak mengerti, dan serba tidak mengerti kenapa tidak ada perasaan enak dari percampuran rasa, yang ada di hati ini.

Senang,,,karena ku tak perlu lagi mempercepat mengakhiri mimpi di saat ku terjaga dari tidur, buru-buru berburu bikun untuk on time datang ke kampus, cape...pulang sore dan sebagainya

sedih,,,,dan benar-benar sedih aku karena TEAM yang ku LO in gak lolos ke quarter final
ku gak nerima ini, walaupun ku bukan orang yang mengerti seluk beluk debate, tetapi ku yakin team ku bakal bisa menang, tetapi dimana kesalahannya, aku sendiri bisa bilang aku gak tahu.

melihat hal ini, aku rela mau cape, lelah, mau gak makan, terserah, yang penting aku ikut senang ketika mereka mengumbar senyum dan semangat untuk menyiapkan segalanya

namun...sekarang aku ikut-ikutan sedih, padahal aku bukanlah siapa2 mereka
bukan teman, bukan pendamping, atau kekasih mereka

tetapi ku merasa bahwa aku juga sedih ketika mereka gak lolos ke quarter final
OOOOO

Jumat, 17 April 2009

untuk perubahan


Delapan hari telah beranjak meninggalkan tanggal 9 april. Tanggal yang dinantikan oleh rakyat Indonesia untuk sebuah perubahan. Rakyat berpesta,,,katanya, atau para calon legislatif kah yang berpesta? entahlah, yang pasti pemilu kali ini membuahkan hal-hal yang beragam "rasa", bisa itu manis atau sebaliknya.
Suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan adalah melonjaknya jumlah para calon legislator dan partai yang berlaga. Pemilu tahap pertama ini memang membuat tipis kantong negara, karena untuk sekali berpesta, Indonesia mesti menyediakan millyiran rupiah untuk kebutuhan logistik pemilu ini dan itu. Fakta logistik yang membuat saya tercengang adalah satu surat suara membutuhkan biaya perbanyakan sebesar 14.000. Saya tidak hendak menjadi tim audit disini, tetapi kita bisa bayangkan berapa banyaknya dana yang dibutuhkan untuk perbanyakan surat suara, dan bagaimana dengan kebutuhan yang lain?
Namun, tidak selamanya pemilu membawa hal yang negatif, paling tidak ada pihak-pihak yang mendulang "emas" dari pesta rakyat ini. pihak-pihak tersebut antara lain
  1. tentunya para pemilik percetakan, saya pernah membaca dari sebuah koran ibu kota bahwa pada musim kampanye dalam sehari mereka mendapatkan omzet ratusan juta rupiah dari mencetak spanduk, pamflet, buku atau lain2
  2. pemilik usaha sablon
  3. pemilik usaha kaos, jilbab, jas, topi
  4. tentunya para konsultan2 kampanye atau politik......
  5. dan tidak tinggal para psikiater, dokter, psikolog, bidan, perawat yang kebingungan dimana berparaktek. Tenang! karena bakal dibangun rsj-rsj untuk menampung para caleg yang depresi dan menjadi tidak waras ulah gagal jadi dewan

Rabu, 15 April 2009


Melanjutkan cita-cita ke perguruan tinggi adalah impian setiap orang, saya rasa. Perguruan tinggi dianggap suatu bentuk lembaga pendidikan yang disana tersimpan janji untuk sesuatu yang namanya perubahan. Ntahlah itu perubahan hidup, atau nasib keluarga. Dewasa ini, khususnya para masyarakat Indonesia semakin menyadari arti penting dari kuliah, akan tetapi kenyataan ini tidak berhenti hanya sampai disini saja. Di satu sisi, emang benar persentase orang yang melanjutkan study ke PT apakah swasta maupun negeri jauh meningkat dibandingkan puluhan tahun atau hitungan tahun yang lalu. Namun, apakah fenomena ini secara tidak langsung menandakan bahwa bangsa ini akan bergerak perlahan menuju gerbang kesejahteraan?

entahlah, saya pribadi pun tidak berani menegaskan apa-apa tentang semua ini, karena persoalan ini membutuhkan riset dan survey. NAmun, yang pasti melanjutkan pendiudikan ke bangku oerkuliahan adalah sesuatu pilihan yang bagus. Setiap universitas di negeri ini (negeri) tidak pernah memajang atau menjamin bahwa setiap mahasiswa yang meimba ilmu di sana bakal memiliki masa depan yang cemrlang. Akan tetapi, setidaknya mengenyam bangku perkuliahan membuatn seseorang berintegritas tinggi, cerdas dan berilmu. BAnyak orang yang berkomentar bahwa kuliah adalah buang2 uang gak jelas, yang pada akhirnya membawa seorang sarjana pada kedudukan yang "hina" yaitu pengangguran. Alasan itu tidaklah berdasar, saya rasa... bayangkan saja jika seorang sarjana saja tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, apalagi yang SMA, SMP, bahkan yang hanya bermodal tulang dan otot yang kuat di lengannya???

Saya pernah membaca sebuah novel, dimana novel itu berkisah tentang seorang mantan TKW yang menjadi profesor di bidang medis terkenal di New York. Dalam Novel ini, Sang profesor menjelaskan bahwa tujuan kuliah bukanlah semata-mata mengejar profesi yang layak, namun kuliah berarti proses seseorang untuk membangun cakrawala ilmu tanpa batas dalam dirinya....

setelah saya renungkan kata-kata profesor ini, ternyata ada benarnya. DAn hal inilah yang acap kali kita lupa bahwa kuliah tujuannya lenbih mulia daripada hanya mencari nilai ABC...tetapi tujuannya adalah ILMU....

Sejak itulah saya senantiasa berusaha untuk memprioritaskan ilmu diatas obsesi saya terhadap nilai-nilai. Karena terlalu mustahil bagi orang yang berilmu untuk tidak diperkerjakan

"buatlah dunia mengejarmu...dan bukan kamu yang mengejar dunia"

Senin, 13 April 2009

manusia semakin tak menentu


hari yang tidak akan pernah terlupakan dalam 19 th kehidupanku....hari itu rabu, 08 april 09 ya tepatnya 24 jam sebelum pesta rakyat digelar. Aku bersama ke lima temanku mengalami hal yang sulit aku jelaskan dengan kata-kata. Why? cause...mencoba untuk menceritakan hal itu, berarti mengingatnya dan membuat perasaan ku tak karuan tentang zaman ini, ntahlah namanya sedih, bingung, dan tertawa seolah menjadi satu dan teraduk-aduk dalam jiwaku....

hari itu aku pergi ke pengadilan negeri jakarta pusat dengan tujuan mengambil putusan yang berhubungan dengan hukum kesehtan. Alhasil yang kudapatkan sesampaina disana adalah kebosanan yang tak terhingga. Bayangkanlah! aku dibuat menunggu oleh pegawai disana kurang lebih 3 jam lamanya, dan selama hitungan waktu itu aku hanya bisa duduk, terdiam dan menghitung orang yang berlalu lalang tanpa ku tahu siapa mereka.YA...sebenarnya hal ini telah kuduga sebelumnya, akan tetapi karena aku terlalu niat untuk melangkahkan kaki ini kesana, jadilah aku pergi tanpa ditemani satu pun teman-teman satu team.
setelah menyimpan segala rasa kebosanan ku, waktu itu pun berakhir dengan didapatkannya apa yang aku inginkan. Sampai saat itu pun aku sudah merasa senang karena akhirnya tugasku hampir mendekati sempurna. Aku dan beberapa teman ku pun melangkah dengan ringan untuk menuju kediaman kami masing2. Rasa gembira pun ku rasakan ketika tergambar dalam benakku bahwa aku akan mendapatkan long weekend yang bisa membuat ku rehat dari kebisingan dan kesibukan dunia ku sesaat

Namun, semua ini tidak pernah ku sagka keberdaannya...
aku dan beberapa temanku memutuskan untuk memilih pulang dengan kereta ekonomi AC, aku sangat setuju karena mengingat pastilah di jam-jam seperti itu ekonomi biasa bukanlah pilihan yang bagus untuk kami. Setelah bersabar beberapa jam untuk menantikan datang nya kereta, akhirnya aku bisa bernafas lega karena itu kereta udah ada di depan ku.

Walaupun berdiri, aku tetap merasa nyaman, ya,,setidaknya gak sesak kayak kemaren2 aku naik ekonomi biasa. Untuk mengisi waktu aku dan temen2 pun ngobrol kesana kemari yang bikin kita ketawa ngakak abizzzz. Tak lama kemudia, kereta pun memesuki stasiun manggarai. Dari dalam kereta aku kaget bgt karena itu stasiun uda kayak lautan manusia aja. Kebetulan aku yang berdiri agak ke pintu, ketika pintu dibuka aku kedorong sama orang yang masuk hingga kaki ku pun tidak menyentuh lantai kereta. KAki ku sakit banget karena udah gak tahu lagi ada dimana, sementara aku berusaha untuk terus bertahan agar nenek yang pingsan dibawahku tak tertimpa badan ini. Keributan pun terjadi dalam kereta, suara teriakan wanita, tangisan anak-anak, dan caci-maki para bapak-bapak

dan aku terus dengan posisi seperti itu sampai di UI

Setelah semuanya berakhir, aku gak tahu...aku merasa lelah yang amat sangat. Lelah badan dan pikiran juga. MUngkin hal seperti ini menjadi hal yang biasa bagi orang lain, namun, tidak bagiku pribadi. Aku merasa manusia sekarang khususnya manusia indonesia semakin tidak menentu. Sabar dan mencoba untuk tenag sepertinya telah jauh meninggalkan kepribadian bangsa ini. Individualistis dan keegoisan mengalahkan perasaan mereka untuk bertepasalira dengan sesama. Hal ini aku rasakan ketika aku berada di kereta. Dimana seorang ibu hamil 8 bulan berdiri didepan seorang pemuda yang pura-pura gak tahu keberadaan ibu itu. Hal ini membuat ku semakin lelah

tapi, sudahlah...aku pun tidak berhak untuk memvonis semua itu, mungkin aku juga bersikap seperti itu.
Sesampainya aku di asrama, pembicaraan via telepon yang sempat terputus dengan ayahku ku sambung lagi. Ayah menanyakan keberadaan dan keadaan ku setelah "insiden itu". Hal baru yang kudapatkan dari cara berfikir ayah ku adalah ayah menyatakan kepadaku bahwa memang tak mengenakkan hidup seperti orang2 kereta...ha ha ha
maksud ayah ku adalah menginginkan ku berfikir bahwa hidup di kota besar seperti Jakarta tidak butuh tenaga, tetapi uang, kekuasaan, dan kecerdasan

Pengalaman 2 jam di kereta dengan segala keluhan ku, dan pernyataan2 singkat dari ayahku pada hari itu memberikan aku suatu ilmu baru yang tidak ada ku pelajari di kampus. Kelelahanku memberikanku arti baru dari kehidupan

memang tak selamanya hal yang tidak menyenangkan itu berbuah petaka
jadikan lah yang pahit itu manis bagi kita