selamat datang

great lawyer....
semoga menjadi kenyataan...amin
anda berkunjung, mohon doa ya:)

Rabu, 14 April 2010

negeri ku, riwayatmu kini

kemaren siang, sepulang kuliah (kira-kira pukul 14.00 WIB). Aku berleha-leha di depan televisi, dengaN niat mendinginkan badan yang panas dan merefresh sedikit pikiran yang tegang selama belajar seharian di fakultas. Pertama, ada FTV di SCTV, ya lumayanlah (pikirku) bersantai sejenak melihat sisi kehidupan yang dikemas dalam bentuk sandiwara. Walaupun sering tidak masuk akal dengan realitas, tapi cukuplah menghibur hati dan jiwa yang "lapar" hiburan.
Break iklan, tangan ini spontan meraih remote control dan mencari-cari channel TV lainnya, ya...semua break iklan. Sampai lima menit kemudian, tak sengaja channel yang kepencet oleh tanganku adalah breaking news di metro TV. Dalam breaking news tersebut, terlihatlah olehku kericuhan antara warga sipil dengan aparat polisi. " Memang zaman semakin edan (kataku), setiap hal harus diselesaikan dengan kekuatan otot. Aparat, yang harusnya menjadi penjaga dan pelayan rakyat, eh...justru berperan sebaliknya sebagai pembantai rakyat. Syukur di Indonesia tidak seperti itu (kataku lagi). Thailand memang mencekam nih......". Tapi, tunggu dulu. kenapa rasanya aku kenal bahasa mereka, dan OMG bukannya itu seragam nya Satpol PP ya?. Haaaa, entah apa yang harus kuungkapkan. Terlanjur malu juga sudah berujar jika di Indonesia tidak terjadi hal yang demikian, eh...malah menuduh thailand. Oh tuhanku,,,setelah ku setel kencang volume TV dan ku simak dengan seksama, semakin teranglah apa yang kulihat di kotak kaca tersebut. Ternyata itu memang di Indonesia kawanku, dan bahkan tempat terjadinya "kericuhan" itu hanya sekian kilo meter dari tempat ku berdiam diri. Yaitu, di kampung koja, Tg Priok Jakut
Apa yang kulihat adalah hal yang membuat aku bergidik ngeri sendiri. Kawan bayangkan sendiri, serasa tidak percaya bahwa hal itu terjadi di negeri yang kucintai ini. Suatu negeri yang keramahan bangsa nya sudah terkenal ke seantero dunia. Suatu negara yang "gemah ripah lo jinawi". Bangsa timur yang menjunjung tinggi kesopanan dan adat budaya. Tapi, itu tinggal kenangan saja rupanya. Kejadian kemaren seolah-olah membuatku berfikir ulang tentang bangsa ini. Bangsa yang ramah berubah beringas dengan senjata terhunus di tangannya. Dengan semangat liar, seolah ingin membantai semua kepala musuh yang ada di sana. Mereka lupa atau terlupa tentang siapa mereka semuanya. Amarah telah menutupi nurani dan hati yang tenang. Jadi, bisa kubilang peristiwa ini menambah catatan kelam dalam perjalanan negeri ini di bidang HAM dan penegakan hukum. Tidak tahu secara pasti siapa yang salah dan patut dipersalahkan. Apakah pemerintah yang disebut-sebut ingin mengambil alih lahan makam, atau masyarakat yang menjadi militan dan membabat bangsa sendiri?. Entahlah...tapi yang pasti, perdebatan panjang tidak akan membawa jalan cerah setituik pun. Yang ada hanya pertentangan yang akan menyulut api perlawanan lebih membara lagi. Selesaikan lah semuanya dengan kepala dingin. Karena kita manusia, yang diberi tuhan akal dan nurani untuk dipergunakan, bukan hanya sekedar pajangan.
wassalam

Tidak ada komentar: